Kamis, 18 Juli 2013

Suratku (dalam perlombaan)



Setiap aku merindukan dia aku selalu menemuinya lewat surat, menyampaikan perasaan yang aku rasakan saat dia tidak ada disini. Entah sudah berapa banyak kertas dan tinta yang aku habiskan untuk menuangkan rasa rinduku padanya. Jarak dan waktu ini entah sampai kapan menghalangi kita, sungguh aku merasa semakin rindu setiap harinya.

Sering aku membayangkan jika waktu itu telah datang, aku bisa dekat dengannya, berbagi suka dan duka, bercerita banyak padanya, dan tidak perlu aku menulis surat lagi ketika aku rindu padanya. Bertemu dengannya bertatapan dengan mata indahnya, dan meminjam bahunya ketika aku ingin bersandar. Semuanya akan terjadi jika kita tidak berjauhan seperti ini.

Setelah aku selesai menulis surat rinduku untuknya, aku simpan rapi surat itu dalam kotak. Dan aku berharap suratku segera sampai padanya, agar dia membaca suratku dan segera menemuiku. Kadang aku berfikir apakah dia merasakan rindu yang sama padaku, apakah dia tersiksa karena rindu ini selalu ada dalam hatinya. Apakah dia juga ingin segera bertemu denganku seperti aku ingin segera bertemu dengannya.

Bertahun-tahun lamanya aku memendam rindu ini, hingga akhirnya tidak ada ruang didalam kotakku untuk menyimpan surat rinduku lagi. Namun dari semua surat ini tidak ada satu pun balasan darinya. Harus berapa lama lagi aku memendam rindu ini, agar aku segera bertemu jodohku, yang sejak bertahun-tahun lalu jauh dariku, yang selama ini membuat hatiku rindu akan hadirnya. Dan kembali aku tulis surat untuknya “Ya Rab, segera pertemukan aku dengan jodohku, aku titipkan dia juga rindu ini untuknya, jagalah dia dimanapun dia berada. Aminn”. Aku lipat surat ini, dan aku masukan dalam kotak surat baruku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar