Kamis, 18 Juli 2013

Episode Soto Telur Puyuh (dalam perlombaan)



            Jika sudah berurusan dengan masa lalu yang ada kita ingin kembali ke masa-masa itu, apalagi ketika kita memiliki kenangan indah yang tidak akan pernah kita lupakan. Begitupun yang aku rasakan saat ini ketika aku mengenang kembali kenangan-kenangan masa laluku ketika aku masih bersama Indra. Banyak sekali kejadian yang kami alami bersama, namun ada satu episode yang tidak akan pernah aku lupakan.
            Sore itu ketika kami berjalan di sepanjang jalan kawasan industri yang cukup ramai dan di padati oleh para karyawan yang baru pulang dari tempat kerja mereka. Pada saat itu aku dan Indra sama-sama bekerja di suatu perusahan yang berada di kawasan industri tersebut. Dalam perjalan pulang kami membicarakan menu makan malam yang akan kami nikmati bersama nanti.
            Setiap harinya kami selalu berganti tempat untuk makan malam, mencari menu-menu yang enak dan mengenyangkan tetapi tidak terlalu mahal, karena pada saat itu kami adalah karyawan yang selalu mengalami masa-masa sempit ketika tanggal 15 datang. Hanya nasi kucing, nasi goreng atau angkringan yang sanggup kami beli, namun kadang kami makan malam di tempat yang agak mahal itupun jika kami baru menerima gaji.
            Jika bersama orang yang kita cinta makan di manapun dengan makanan murah sekalipun akan terasa nikmat. Itu juga yang aku rasakan, meski hanya makan nasi goreng satu porsi berdua tapi aku merasa seperti makan masakan special yang dihidangkan oleh chef di restoran bintang lima. Cinta memang bisa merubah apapun, bahkan ketika susah akan terasa lebih indah.
            Ketika kami mendiskusikan makanan apa yang akan menjadi menu makan malam nanti tiba-tiba Indra mengusulkan menu soto ayam, namun dia tidak ingin membeli di warung yang menyajikan menu soto ayam, bukan karena kami tidak cukup uang untuk membelinya tetapi Indra ingin aku yang membuatnya sendiri. Mendengar usulan Indra aku sangat terkejut, tumben sekali dia ingin aku yang memasakan makanan untuk menu makan malam kami. Padahal Indra tahu betul aku tidak begitu pandai memasak, lagi pula di kontrakan yang aku tempati tidak ada dapur juga peralatan masak yang lainnya, hanya dua penanak nasi yang biasa aku pakai untuk menanak nasi dan yang satunya lagi pemberian temanku dua hari lalu.
            Aku menjelaskan pada Indra bahwa aku tidak akan mungkin bisa memenuhi kemauannya itu, namun dia terus meyakinkanku bahwa aku bisa, meski tidak memiliki peralatan masak dengan memakai penanak nasi pun aku bisa memasak soto ayam yang dia inginkan. Karena aku tidak bisa menolak permintaannya, akhirnya dengan berat hati aku menyanggupi tantangan tersebut.
            Akhirnya kami berdua tidak langsung pulang ke kontrakan kami masing-masing, melainkan kami pergi ke pasar untuk berbelanja bahan-bahan untuk membuat soto. Namanya di pasar sudah pasti ramai sekali, apalagi bertepatan dengan waktu pulang para karyawan pasti banyak sekali karyawan yang berbelanja membeli bahan-bahan untuk makan malam nanti bahkan mungkin untuk sarapan keesokan harinya.
            Pertama-tama kami ke tempat penjual beras dan bumbu masakan, karena aku tidak begitu tahu bumbu untuk membuat soto akhirnya aku memilih untuk membeli bumbu instan yang sekarang banyak di jual di pasar. Setelah membeli bumbu instan untuk soto, juga membeli penyedap masakan tidak lupa kaldu ayam dan tentunya beras. Tempat selanjutnya yang kami datangi yaitu penjual sayuran, yang aku tahu isi dari soto itu ada kol, tauge, daun bawang dan tomat. Karena Indra menyerahkan semua halnya padaku jadi aku hanya membeli itu saja sebagai sayurannya.
            Kebetulan kami berdua adalah penggemar telur puyuh, apalagi Indra dia sangat menyukai telur puyuh, dan aku berfikir untuk mengganti ayam dengan telur puyuh. Selain itu kesukaan kami berdua masaknya pun tidak begitu rumit jika dibandingkan memakai daging ayam. Setelah kami kelilingi semua sudut pasar akhirnya kami menemukan juga penjual telur puyuh, akhirnya bahan-bahan yang kami butuhkan pun sudah terbeli semuanya.
            Dalam perjalan menuju kontrakan banyak mata yang melihat kami, aku heran kepada mereka yang melihat kami deperti sepasang kekasih yang aneh, namun mata mereka tertuju pada Indra, ketika itu indra membantuku membawakan kantung plastik transparan yang berisi sayuran. Apakah karena itu semua orang menatap kami dengan pandangan aneh?
            “Kamu ga malu bawa belanjaan, semua orang liatin kamu loh, sini aku aja yang bawa” tawarku pada Indra.
            Namun aku benar-benar terkejut dan sekaligus tersentuh ketika dia menjawab,
            “Ngga ko, kenapa harus malu, biarin orang lain liatin aku aneh yang penting aku mau bantu kamu”.
            Lelaki yang aku cintai ini adalah lelaki impianku, yang tidak malu membantuku dan mau ikut berbelanja ke pasar seperti yang dia lakukan sekarang.
            Sesampainya di kontrakan aku pun langsung menyiapkan bahan-bahan untuk membuat soto, mulai dari mencuci, memotong hingga merebus sayuran. Setelah beberapa kali memanggil Indra untuk meminta bantuannya namun dia tidak juga menyahut, setelah melihat kebelakang ternyata Indra tertidur, melihat tidurnya dia seperti kelelahan. Aku putuskan untuk tidak mengganggu tidurnya dan melanjutkan memasak.
            Akhirnya masakanku pun matang, tapi aku tidak yakin dengan rasanya, aku takut kalau masakanku akan terasa aneh. Aku bangunkan Indra untuk mencicipi masakanku, dengan ekspresi terkejut Indra meyakinkan dirinya bahwa soto yang dia inginkan telah tersedia di depan matanya. Ketika Indra menyuapkan soto ke mulutnya, tiba-tiba dia meletakan kembali sendoknya. Apa dia ragu dengan masakanku?
            Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel lalu dia memotret soto buatanku yang dipenuhi dengan telur puyuh kesukaannya. Suapan pertama dia tidak berkata apapun, suapan kedua dia baru berkomentar.
            “Makasih sayangku, sotonya enak”
            Lega rasanya dia menyukai soto buatanku, aku merasa tersentuh dia menghargai masakanku. Namun sayangnya itu hanya kenangan yang tidak akan terlupakan, hingga saat ini kenangan itu masih ada dalam benakku dan terkenang kembali ketika aku melihat foto soto di akun fb ku yang ternyata dia upload sebelum dia menyantapnya hingga habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar